RUANGPOJOK.com – Warga Kampung Bojongherang, Kelurahan Bojongherang, Kecamatan Cianjur, mengeluhkan penumpukan sampah di atas tanah milik Pemda. Lokasi ini terletak tidak jauh dari Kantor Kelurahan, Rabu, 12 Maret 2025.
Pasalnya, Tumpukan sampah menimbulkan bau tidak sedap dan memicu kekhawatiran warga akan munculnya penyakit, terutama di sepanjang Jalan Mayor Harun Kabir.
Wati (45), warga RT 001 RW 011, mengungkapkan keresahannya. Ia menyatakan bahwa keberadaan sampah sangat mengganggu, terutama bagi pedagang seperti dirinya.
“Baunya menyengat, apalagi ini di pusat kota. Saya berjualan di sini, pembeli sampai menutup hidung saat datang. Sampah sering tidak diangkut tepat waktu, kadang menumpuk berhari-hari. Bahkan, malam-malam ada yang membuang kasur, spring bed, dan barang besar lainnya,” ujarnya.
Aktivitas pemulung yang mengorek-ngorek sampah memperparah kondisi. Sampah semakin berserakan akibat ulah mereka.
Warga setempat telah berulang kali melaporkan masalah ini ke pihak kelurahan. Mereka bahkan pernah patungan sebesar Rp200 ribu untuk menyewa truk guna mengangkut sampah.
“Kami sudah berkali-kali melapor ke desa. Pernah patungan untuk sewa truk sampah, tapi masalah tetap berlanjut. Pemerintah seakan tidak peduli, padahal ini wilayah kota,” tambah Wati.
Warga juga khawatir dengan dampak kesehatan yang ditimbulkan seperti batuk ataupun sesak pernafasan.
Maka dari itu, menurutnya, sebagai solusi, agar lokasi tersebut dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) agar bisa digunakan menjadi sarana anak bermain.
“Saya berharap pemerintah menyediakan tempat sampah khusus di setiap rumah agar sampah tidak lagi dibuang sembarangan,” harapnya.
Lurah Bojongherang, Kaih Yosi Arsiyansah, menjelaskan bahwa lahan tersebut merupakan tanah milik Pemda. Tempat ini telah digunakan sebagai lokasi pembuangan sampah sejak lama.
“Sebelum saya menjabat pada 2022, tempat itu memang sudah menjadi lokasi pembuangan sampah. Bahkan dulu sempat ada dua bangkai mobil yang dibuang di sana oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.
Sapaan akrab pak Yosi mengaku, telah mengajukan usulan agar tempat tersebut diubah menjadi tempat pembuangan sampah modern. Ia mengusulkan pembangunan bak dan atap untuk mencegah sampah terkena air hujan.
“Sampah sebenarnya selalu dibersihkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sesuai jadwal. Namun, warga sering membuang sampah sembarangan di luar jam yang ditentukan, sehingga terus menumpuk,” paparnya.
Ia juga mengimbau para RT dan RW untuk selalu mengingatkan warga agar membuang sampah sesuai jadwal.
Namun, masalah lain muncul karena warga dari desa lain sering membuang sampah di lokasi tersebut. Bahkan, ada yang sengaja melakukannya pada malam hari menggunakan kendaraan.
“Saya sudah berupaya semaksimal mungkin. Sekarang tinggal menunggu solusi dari pemerintah daerah agar masalah sampah ini bisa diatasi bersama,” pungkasnya. (RZ)