Cianjur.ruangpojok.com – diduga mangkrak, Valvoline Cianjur melakukan inspeksi mendadak ke lokasi proyek Jembatan Cijengkol, Desa Sukamanah, Kecamatan Cibeber, pada Jumat, 1 November 2024.
Pantauan tim ruangpojok.com di lapangan, pembangunan rehabilitasi jembatan cijengkol, dengan no SPK 630/447/SPK-PL/Pres/PUTR/2024, menelan anggaran senilai Rp 199.020.560, dimulai tanggal 30 Agustus 2024, dengan batas waktu 60 hari, penyedia CV Tunas Harapan.
Namun, proyek tersebut belum juga rampung setelah 60 hari. Keterlambatan ini membuat masyarakat, khususnya warga Cijengkol, mengajukan keluhan melalui Valvoline Cianjur.
Ketua Valvoline Cianjur, Derry Jarot, mengungkapkan bahwa mereka turun langsung setelah menerima laporan keluhan dari warga sekitar.
“Kami dapat informasi dari anggota di Cijengkol terkait proyek jembatan yang sampai sekarang belum juga diselesaikan,” ujarnya.
Dengan nada kecewa, Jarot menyatakan bahwa proyek bernilai ratusan juta rupiah ini seharusnya sudah selesai dan memberikan manfaat bagi warga. Namun, keterlambatan ini justru membuat publik bertanya-tanya tentang kompetensi vendor yang menggarap proyek tersebut.
“Proyek ini kan sudah ada anggarannya dan ada batas waktunya. Apa vendornya tidak sanggup mengerjakan? Apakah mereka kekurangan dana? Padahal ini proyek pemerintah!” tegasnya.
Jarot berencana mendatangi langsung Dinas PUPR untuk meminta penjelasan terkait proyek yang mandek ini.
“Kami akan mendatangi PUPR bersama warga untuk mempertanyakan kenapa proyek jembatan ini mangkrak. Kalau vendor tidak sanggup, harusnya bisa diganti, karena di Cianjur ini banyak vendor yang bonafit dan kompeten dalam konstruksi,” pungkasnya.
Sementara itu, menanggapi kabar proyek Jembatan Cijengkol yang mangkrak, Kepala Bidang (Kabid) Preservasi Jalan Dinas PUPR Cianjur, Yayan, menegaskan bahwa proyek tersebut tidak mangkrak, melainkan sedang dalam proses perpanjangan waktu karena sejumlah alasan teknis.
“Proyek ini bukan mangkrak, tetapi sedang dalam proses perpanjangan waktu. Alasan utamanya adalah penyesuaian kuantitas beberapa item pekerjaan yang harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Selain itu, faktor cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi juga menjadi kendala utama,” jelas Yayan.