CIANJUR.RuangPojok.com – Umat Tionghoa merayakan Imlek dengan khidmat di Vihara Bhumi Pharsija, Kelueahan Bojongherang, Kecamatan Cianjur, Selasa, 28 Januari 2025.
Perayaan tahun ini mengusung shio Ular Kayu, yang dalam budaya Tionghoa melambangkan perubahan dan keberkahan.
Pantauan RuangPojok.com di lokasi menunjukkan puluhan lilin merah berbagai ukuran menghiasi vihara. Umat yang datang menyalakan lilin sebagai simbol harapan dan doa untuk perjalanan hidup yang lebih baik di tahun mendatang.
Seorang jemaat Vihara, Hendrik (48), mengungkapkan bahwa tradisi menyalakan lilin memiliki makna mendalam.
“Setiap lilin melambangkan penerang perjalanan selama satu tahun ke depan. Kami berharap jalan hidup tetap terang dan lancar,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa ukuran lilin tidak memiliki makna khusus. Lilin-lilin tersebut merupakan donasi dari individu atau keluarga yang mencantumkan nama dan doa mereka.
“Biasanya lilin ini atas nama seseorang atau keluarganya, agar mereka diberikan ketenangan dan kelancaran dalam setahun ke depan,” tambahnya.
Adapun, Hendrik menjelaskan terkait rangkaian acara yang dimulai dengan, doa pribadi dan keluarga, dilanjutkan dengan pemasangan lilin, dan ditutup dengan doa bersama pada tengah malam.
“Setelah doa pribadi, tepat pukul 12 malam kami menggelar doa bersama. Ini juga menjadi momen berkumpul dengan keluarga besar, bahkan mereka yang merantau pun biasanya pulang untuk ikut merayakan,” jelasnya.
Selain doa dan sembahyang, Hendrik menekankan bahwa Imlek juga menjadi kesempatan untuk mempererat silaturahmi.
“Setelah sembahyang, keluarga besar biasanya makan bersama dan melanjutkan perayaan keesokan harinya. Kami juga selalu mendoakan kebaikan untuk Kota Cianjur, agar masyarakatnya sejahtera, dijauhkan dari hal buruk, dan tetap makmur,” pungkasnya.