CIANJUR.Ruangpojok.com – LSM Garda Patriot Bersatu (GPB) Kabupaten Cianjur menyoroti sistem manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, dari mulai pelayanan hingga managemen keuangan dan kepegawaian dinilai buruk saat ini.
Ketua GPB, Regi Muharam, mengaku menerima banyak laporan terkait pelayanan, keuangan, kerja sama vendor, dan pengelolaan rumah sakit yang diduga tidak sesuai regulasi.
“Laporan yang masuk beragam, mulai dari pelayanan yang belum maksimal, dugaan diskriminasi terhadap pasien, fasilitas yang tidak berfungsi, hingga insentif perawat yang belum dibayarkan,” ujar Regi, Kamis, 6 Februari 2025.
Selain itu, beberapa vendor dilaporkan belum menerima pembayaran dari RSUD, yang berdampak pada keuangan perusahaan mereka.
“Dari informasi yang kami terima, saat ini RSUD Cianjur tidak memiliki kas atau anggaran yang cukup,” tambahnya.
Regi menilai kondisi ini ironis, mengingat RSUD sebelumnya selalu surplus dalam pencapaian target pendapatan.
“Beberapa tahun lalu, RSUD masih memiliki kas internal yang cukup untuk operasional. Namun kini, keuangan rumah sakit terpuruk,” ungkapnya.
Ia juga mengkhawatirkan dampak sistem keuangan yang bermasalah terhadap pelayanan dan ketersediaan obat bagi pasien.
“Jika terus seperti ini, pelayanan dan stok obat bisa terganggu,” katanya.
Lebih lanjut, Regi menyoroti dugaan mark-up dalam pembayaran pengelolaan limbah B3 oleh pihak ketiga.
“Nilai akumulasi dugaan mark-up ini cukup fantastis dan sempat dipertanyakan ke Dinas Kesehatan beberapa bulan lalu,” paparnya.
Regi berharap RSUD Cianjur segera memberikan klarifikasi dan menyelesaikan permasalahan ini agar kepercayaan masyarakat tetap terjaga.
“Semoga ini hanya dugaan, tetapi jika benar, kekosongan anggaran RSUD bisa jadi akibat hal tersebut,” tutupnya.