/ Oct 09, 2025

Bayang-Bayang di Balik Singgasana Kerajaan Pancaniti.

RUANGPOJOK.COM – Di kisahkan seorang Raja di kerajaan Pancaniti, Raja Arya Saloka, berparas tampan, muda dan lembut, naik tahta tanpa kewibawaan cukup untuk mengendalikan pembesarnya.

Di balik kejayaan istana dengan negri subur makmur, Pangeran Mahendra, kakaknya yang sebelumnya pernah memegang tahta dan  dihormati, nyatanya memegang kendali atas keputusan kerajaan.

Pengaruh Mahendra masih melekat begitu kuat hingga para pejabat kerajaan lebih loyal padanya daripada kepada raja.

Dalam sidang kerajaan, pendapat Mahendra selalu didengar, sementara titah Arya Saloka diabaikan. Para pengikut Mahendra bahkan mengambil alih banyak urusan istana, membuat Arya Saloka merasa seperti boneka di atas singgasana.

Ketika sengketa wilayah perbatasan terjadi, Arya Saloka ingin menyelesaikannya secara diplomasi, tetapi Mahendra bersikeras menggunakan kekuatan militer. Dukungan para patih terhadap Mahendra semakin membuat Arya Saloka terasing.

Baca Juga :  Bupati Cianjur Resmikan Jembatan Ciembe, Warga Sukamulya Tumpah Ruah

“Aku adalah raja, tapi mengapa suaraku tidak dihormati?” keluh Arya Saloka kepada Patih Jana.

Jana merupakan amangkurat kepercayaan raja Arya Saloka yang masih mengabdi dan taat kepada tirah raja Arya Saloka.

Jana menjawab bijak, “Penghormatan harus diraih, bukan diberikan begitu saja.”
Kata-kata Jana membangkitkan semangat Arya Saloka.

Ia mulai mengambil alih kendali, mendekati pejabat yang merasa tersisih, dan menunjukkan kapasitas kepemimpinannya.

Ketegangan memuncak ketika Mahendra merencanakan pembangunan keraton di pertengahan wilayah kerajaan, tanpa konsultasi dengan Arya Saloka. Merasa otoritasnya dilanggar, Arya Saloka menghadapi Mahendra di hadapan para pembesar.

“Wahai Kakanda Mahendra,” ujar Arya Saloka tegas.

“aku adalah Raja Pancaniti. Jika kau terus bertindak seolah-olah kaulah penguasa, maka aku akan mengambil tindakan.” sambung Arya Saloka dengan nada marah.

Baca Juga :  Turnamen Panco Perdana di Cianjur, Bradja Armwrestling 2025 Sukses Digelar  

Diwaktu bersamaan, Mahendra mencemooh raja Arya Saloka.

“Tanpa aku, kerajaan ini sudah runtuh. Kau tak mampu memimpin.” sembari menunjuk raja Aya Saloka.

Namun, keberanian Arya Saloka menggoyahkan kepercayaan para pejabat pada Mahendra.

Dukungan yang telah dibangun Arya Saloka memaksakan keputusan Mahendra meninggalkan istana dan mengasingkan diri.

Setelah kepergian Mahendra, Arya Saloka memimpin dengan percaya diri. Para pejabat kini memandangnya sebagai pemimpin sejati.

Kerajaan Pancaniti pun memasuki era baru, bebas dari bayang-bayang di balik singgasana.

⁣Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika Ada Kesamaan Nama Tokoh, Tempat Kejadian Ataupun Cerita, Itu Adalah Kebetulan Semata

Ruang Pojok – Sebuah portal web yang berisi berita dan artikel online di Indonesia. memberikan pemberitaan  terupdate memanjakan para pembaca setia  kami  © 2024 Copyright ruangpojok.com News. All Rights reserved.

error: Content is protected !!