
RUANGPOJOK.COM – Perum Bulog Cianjur mulai menggenjot penyerapan jagung petani lokal untuk memperkuat Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).
Langkah ini menjadi bagian dari program nasional menjaga stabilisasi harga pakan ternak serta menekan fluktuasi harga daging ayam dan telur di pasaran.
Kepala Bulog Cianjur, Yanto Nurdianto, mengatakan pihaknya mendapat target menyerap 6 ribu ton jagung pipil kering dari total satu juta ton penugasan nasional. Namun hingga awal Oktober 2025, realisasi penyerapan baru mencapai 70 ton.
“Meski baru sedikit, progresnya terus berjalan. Kami dibantu juga pihak kepolisian karena sumber daya kami terbatas. Sinergi ini penting untuk memetakan potensi jagung di seluruh wilayah,” ujar Yanto saat ditemui di kantornya, Selasa, 7 Oktober 2025.
Menurut Yanto, jagung hasil serapan akan disalurkan kepada peternak kecil dan koperasi peternak yang terdaftar di bawah pengawasan Kementerian Pertanian.
Penyaluran diatur melalui Surat Keputusan (SK) dari pusat agar tepat sasaran.
“Dengan adanya jagung subsidi ini, peternak bisa memperoleh pakan yang lebih murah. Dampaknya, harga daging ayam dan telur di pasaran diharapkan lebih stabil,” katanya.
Bulog membeli jagung pipil kering dengan kadar air 18–20 persen seharga Rp5.500 per kilogram, sedangkan jagung dengan kadar air 14 persen dan aflatoksin 50 PPB dibeli Rp6.400 per kilogram.
Yanto menambahkan, peternak yang ingin mendapatkan jagung subsidi harus bergabung dalam koperasi peternak. Koperasi dibagi dalam tiga kategori, yakni mikro, kecil, dan menengah.
“Peternak bisa menanyakan informasi lebih lanjut ke Dinas Pertanian dan Peternakan setempat,” ujarnya.
Meski realisasi penyerapan masih jauh dari target, Yanto optimistis potensi jagung di Cianjur cukup besar.
Kendati demikian, masih ada tantangan seperti minimnya petani yang menanam jagung hibrida dan persaingan harga dengan swasta.
“Kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait dan kepolisian agar program ini bisa berjalan optimal,” tutur Yanto.
Program penyerapan jagung nasional ini merupakan penugasan langsung dari Presiden melalui Bulog, sebagai bagian dari upaya swasembada pangan dan stabilisasi harga pangan nasional.