Cianjur.ruangpojok.com – Dua tahun telah berlalu sejak gempa berkekuatan 5,6 magnitudo melanda Cianjur pada 21 November 2024. Bencana gempa ini merusak ribuan rumah dan infrastruktur tersebar wilayah Cianjur dan sekitarnya.
Hingga Kini, Mayoritas warga telah menerima bantuan dari pemerintah pusat yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Bantuan tersebut terbagi ke dalam empat tahap, dan tahap IV ditargetkan selesai pada Desember 2024.
Berdasarkan data BPBD Cianjur, dari total 4.457 rumah yang rusak berat, sebanyak 4.079 unit telah selesai dibangun. Untuk kategori rusak sedang, 4.020 dari 4.912 rumah telah rampung diperbaiki. Sementara itu, dari total 26.916 rumah rusak ringan, sebanyak 19.298 unit telah selesai diperbaiki. Secara keseluruhan, capaian perbaikan mencapai 97,13 persen.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Cianjur, Nurzein, menyampaikan bahwa bantuan tahap IV berjalan sesuai target.
“Untuk kategori rusak ringan dan sedang, Desember ini kami targetkan selesai. Rumah rusak berat sudah rampung, hanya tinggal menunggu pencairan dari beberapa aplikator,” kata Nurzein, kepada media, Senin, 18 November 2024
Ia juga mengungkapkan bahwa sebagian besar warga telah menerima dana bantuan dan menyelesaikan pembangunan.
“Kami berharap pada Desember semua kategori rumah di Kabupaten Cianjur sudah selesai diperbaiki,” ujarnya.
Selanjutnya, Menurut Nurzein, dibandingkan wilayah lain, penyerapan anggaran dan progres fisik di Cianjur berjalan lebih cepat.
“Untuk tahap IV, sekitar 90 persen anggaran sudah terserap. Kami optimistis Desember ini seluruh proses selesai,” tambahnya.
Ia mengatakan, Dana yang digunakan bersifat Dana Siap Pakai (DSP) dengan pencairan yang bergantung pada perpanjangan SK transisi pemulihan dari BNPB. Jika SK diperpanjang, pencairan dana bisa berlanjut hingga tahun depan. Namun, jika tidak diperpanjang, seluruh program harus selesai sebelum akhir tahun. Sisa dana yang tidak terpakai akan dikembalikan ke kas negara.
“Pencairan tahap IV dimulai pada Juni lalu, dan kini hampir rampung dalam waktu enam bulan. Hal ini berkat perbaikan mekanisme dari tahap sebelumnya,” jelas Nurzein.
Maka dari itu, Nurzein mengatakan, Cianjur kini menjadi contoh nasional dalam penanganan pasca-bencana. Banyak pihak, termasuk peneliti dari program pascasarjana universitas di Indonesia, datang untuk mempelajari strategi yang diterapkan.
“Baru-baru ini kami menerima kunjungan dari kepala pelaksana BPBD seluruh Indonesia. Cianjur dijadikan percontohan dalam penanganan bencana, baik di tahap darurat maupun pasca-darurat,” kata Nurzein.